MENEROPONG POSISI PEREMPUAN DALAM PENDIDIKAN ASWAJA
MEMASUKI NORMAL BARU
(Pesan Halalabihalal dan Saresehan Virtual Warga NU Kudus)
Oleh Nur Said
Ketua LAKPESDAM NU Kudus
Alhamdulillah. Kolaborasi spiritual yang indah dan mengesankan di tengah pandemi Covid19 baru saja digelar oleh LAKPESDAM NU Kudus. Tema yg diangkat adalah: "Muhasabah Corona menuju Kebangkitan Pendidikan Islam NU masa depan". Momentum ini juga berbarengan pada hari berikutnya Halalbihalal Lakpesdam NU sedunia yang dirawuhi Prof Dr KH Said Aqiel Siraj. Namun narasi ini dibatasi pada laporan Halalbihalal warga NU Kudus dulu. yang menghadirkan para Masyayekh dan cendekia NU.
Rama KH Ma'syum AK dalam taushiahnya mengingatkan supaya jangan lupa (eling) bhw semua kejadian termasuk pageblug Corona hakekatnya dari Allah, sebagai ujian kehidupan, agar kita dinaikkan derajatnya. Juga segala yg kita lakukan hrs diniati untuk Ibadah kepadaNya, termasuk dalam Khidmah di NU dan yg terpenting harus Istiqomah dlm iman, Islam dan Ihsan.
Yang tak kalah mmenarik Nyai Ala'i Najib, MA dari Lakpesdam PBNU Jakarta menyampaikan kegalauannya ttg perspektif relasi gender dlm pendidikan NU. Beliau menyinggung ttg dominasi laki-laki yg menonjol dalam pembelajaran Fiqh perempuan termasuk mnyangkut hak-hak reproduksi (Haidl، nifas, hamil, melahirkan, menyusui dst), padahal perempuan yg mengalaminya sehingga sering bias gender ketika laki-laki yg menjelaskan. Termasuk satu kenyataan bahwa jamaah di masjid dan pendidikan Islam NU, perempuan secara faktual adalah lebih banyak, tapi kebutuhan toilet di sebagian masjid, langgar, musholla atau madrasah cenderung hanya terkesan ruang sisa bahkan tersembunyi yg terkadang menakutkan. Ini bisa jadi karena faktor struktur ta'mir masjid atau pengurus Yayasan selama ini cenderung laki-laki saja yg menonjol, sehingga suara perempuan nyaris tak terdengar pendapatnya. "Saatnya perempuan bicara", begitu pesan Nyai Ala'i Nadjib.
Sementara Dr H Suparnyo, Rektor Universitas Muria Kudus, untuk masa depan Pendidikan Tinggi NU masa depan perlu menekankan pentingnya membangun jaringan lintas lembaga secara global disamping juga manajemen SDM yg qualified. SDM NU melimpah namun belum terkelola dengan baik. Katanya.
Falikul Isbah,. Ph.D. dari UGM Jogja memaparkan 3 praktek terbaik gerakan ekonomi pesantren di Jawa Jawa, sbg serpihan temuan hasil risetnya pada program S3 di Australia. Poin-poinnya menarik diadopsi dalam konteks pengembangan pesantren di Kudus dan sekitarnya.
Sementara Dr. H. Kisbiyanto MPd menegaskan pentingnya melestarikan 3 distingsi pesantren yg harus dipertahankan dan dikembangkan yakni peran tafaqquh fiddin, peran dakwah Islam ramah dan peran pemberdayaan. pesantren dan madrasah petu bertransformasi pasca Pandemi، namun tiga tridharma pesantren itu tidak boleh dihilangkan.
Bahkan pada bagian akhir muncul juga dr Abdul Hakam dari LKNU Kudus yg menyampaikan kiat sehat memasuki era New Normal. Termasuk tanda-tanda awal orang yg terpapar Corona dr review umum diketahui adanya indra perasa di lidah yg secara bertahap mulai berkurang. Kalau tanda-tanda itu muncul, kita semua harus super waspada. Semoga kita semua sehat selalu. Begitu pesannya
Masih banyak ide-ide segar mencerahkan, yg perlu disimak bagi yg concern pada masa depan pendidikan NU.
Selamat menyimak:
Versi lengkap Halalbihalal dan Saresehan Warga NU Kudus. "Muhasabah Corona Menuju Kebangkitan Pendidikan Islam NU Masa Depan"
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.