Izinkan ayah izinkan ibu
Relakan kami pergi berjuang
Di bawah kibaran bendera NU
Majulah ayo maju serba serbu (serbu)
Tidak kembali pulang
Sebelum kita yang menang
Walau darah menetes di medan perang
Demi agama ku rela berkorban
Larik demi larik lirik Mars Banser dilantunkan hingga habis oleh kelompok tongtek PAC GP Ansor Kaliwungu. Bukan dengan alat musik elektronik, lagu kebanggaan Banser itu diiringi alat musik tradisional.
Pukulan para pemain tongtek ke alat ritmis seperti kentongan, hingga perkusi itu rancak. Cukup membahana ke seisi ruang Gedung Graha Idola, Gebog pada Sabtu (1/5/2021). Para personel yang tampil dengan kaos banser itu dibilang cukup energik hingga akhir perform.
Seolah tak mau kalah, kelompok dari PAC GP Ansor Kota pun juga tampil penuh semangat. Kali ini mereka membawakan Yalal Wathan.
Beat yang dihasilkan dari gebukan snare drum berhasil membuat penonton manggut-manggut. Terbawa semangat lagu Ya Lal Wathan.
Bahkan, ada yang turut terbawa suasana, sejumlah suporter berdiri di barisan tempat duduk penonton. Para suporter turut bernyanyi, menngangkat kedua tangan, lalu memberikan tepukan.
Selain dua kelompok tersebut, sedikitnya ada 10 lagi kelompok musik tongtek yang akan dan sudah tampil bergiliran. Mereka berasal dari tiap kecamatan yakni Jati, Undaan, Mejobo, Bae, Jekulo, Dawe dan Gebog.
Menurut pengurus PC NU Kudus Agus Hari Ageng tongtek merupakan budaya dari momentum Ramadan. Budaya tongtek tumbuh dan berkembang untuk syiar Islam, memberikan energi semangat bagi pemeluk Islam yang menjalan puasa.
“Dalam dinamikanya tongtek terkadang diwarnai hal negatif seperti tawuran. Dengan even tongtek Ansor Kudus ini dapat memberikan edukasi agar budaya ini berlangsung baik,” tutur Ageng.
“Diaharapkan pula Ansor melalui even tongtek mampu mewadahi dan mencounter tak timbul yang kurang sesuai dengan kultur dan nilai positif,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Dasa Susila menyampaikan, Ansor sebagai generasi muda menjadi pelopor nguri2 budaya tradisional. Dengan festival tongtek budaya lokal terus lestari dan berkembang.
“Tongtek merupakan cara syiar Islam yang santun dan ramah,” katanya.
Banyak budaya kerifan lkkal lainnya di kampung-kampung. Misalnya, hikayat, sedekah bumi dan masih banyak lainnya Para pemuda, lanjut dia, sudah menjadi kewajiban untuk turut merawatnya. (MS/AR)
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.